Rabu, September 22, 2021

Kehidupan Menyebalkan Gadis Populer - Episode 3

 

Sumber Gambar: freepik.com

3. Diandalkan Atau Dimanfaatkan?

 

        "Arghh!!! Kenapa jadi begini?? Rea, ini kok komputer papa begini ya? Bisa kamu perbaiki nggak?"

        "Rea sayang, bisa kamu isikan TTS ini? Hadiahnya paket alat kecantikan selama setahun!! Kan lumayan ya biar mama kelihatan awet muda terus. Tolong ya sayang."

        Hm... sepertinya sudah waktunya menggunakan kekuatanku untuk menyelesaikan masalah mereka, kedua orang tuaku. Bagiku menyelesaikan masalah mereka, lebih tepatnya menyelesaikan semua masalah mereka sama seperti meniup butiran debu. Pyuuh! Beres. Kau mungkin penasaran seperti apa 'rupa' orang tuaku sampai-sampai bisa melahirkan sosok gadis yang mendekati sempurna seperti diriku. Baiklah, akan kuceritakan sedikit dari masa lalu mereka.


        Dua puluh lima tahun lalu ayah dan ibuku dipertemukan oleh takdir di bawah kolong jembatan. Em, ya...ya... mungkin terlihat aneh dan... sungguh tidak menarik untuk pertemuan pertama. Asal kau tahu saja, mereka bertemu karena menyelematkan sepotong roti yang jatuh!  Hmmm, jujur saja aku heran apa yang dilihat ayahku saat bertemu ibuku pertama kali, begitu juga sebaliknya.

        "Ibumu itu benar-benar malaikat penyelamat. Ayah tidak pernah menemukan  wanita secantik dirinya. Wajahnya cerah, bibirnya semerah buah delima. Senyumannya... ah, sungguh manis menggoda. Dia memiliki kulit yang bersih dan seputih sayap malaikat yang dikenakannya..." Itulah kata ayahku. Untuk sedetik otakku berkomentar "Ayahku benar-benar terdengar seperti orang cabul yang mengerikan!" Entah, apakah itu yang dipikirkannya saat melihat ibuku, atau dia hanya memberikan sedikit bumbu untuk menunjukkan sisi romantisnya. Tapi yang lebih membuatku bertanya-tanya ibu mengenakan sepasang sayap malaikat. Memangnya baju apa yang dikenakan ibu saat itu? Apa mungkin ibu tengah mengikuti semacam karnaval?

        Belum puas dengan cerita ayah ditambah rasa penasaran, aku mencoba bertanya pada ibu. Aku penasaran apa yang dipikirkan ibuku pertama kali saat melihat ayahku dan apa yang membuatnya memilih ayahku diantara beribu-ribu umat pria yang dikenalnya. Daaan, jawabannya benar-benar membuatku skakmat!

        "Saat ibu bertemu ayahmu, dia tengah menunggang kuda putih. Ayahmu benar-benar pangeran tampan yang diselimuti mempunyai aura yang luar biasa!

         Oke... aku hanya bisa terdiam seribu bahasa mendengar cerita mereka.

        Dan untuk kepintaranku, sepertinya bukan berasal dari mereka, ya bisa dibilang itu adalah hadiah yang paling istimewa dari Tuhan. Tanpa mengurangi rasa syukur, sebenarnya aku cukup kerepotan menyembunyikannya. Kau pasti penasaran kan kenapa aku bersikeras tidak menunjukkan kepintaranku? Kau pasti pernah mendengar istilah 'Uang itu mengerikan', kan? Seperti itulah kepintaran. Kepintaran yang kumiliki adalah anugerah yang mengerikan.

        Bayangkan saja saat aku berumur dua tahun, aku dapat mengisi teka-teki silang di koran milik ayahku. Tentu saja ayahku kaget, tapi sepertinya dia tidak terlalu membahas 'ketidaknormalanku' dibanding bayi-bayi lain pada umumnya. Yang ada dikepalanya hanyalah, teka-teki terisi benar dan ia mendapatkan hadiah dari penerbit koran. Di tahun berikutnya, aku juga telah membuat ibuku kaget saat aku tidak sengaja mengomentari salah satu sinetron favoritnya. Dia benar-benar terkejut melihat anaknya yang tiba-tiba menjadi komentator! Aku ingat sekali bagaimana ekspresi wajahnya saat itu. Tapi, sama seperti ayahku, dia tidak terlalu mempermasalahkannya. Mereka juga tidak membawaku ke dokter. Mungkin bagi mereka ini bukanlah hal yang aneh, melihat anak balita bisa berbicara bahkan menyelesaikan pekerjaan orang dewasa. 

        Hari demi hari kepintaranku semakin meningkat, begitu juga dengan kecantikanku. Tanpa kusadari, banyak orang yang telah mengetahui kepintaranku. Aku pun menjadi pusat perhatian, banyak orang yang mendekati hanya ingin menanfaatkan kepintaranku. Dan saat kepintaranku tercium oleh pihak sekolah, aku pun sering ditunjuk mengikuti lomba-lomba , hingga disuruh untuk menyelesaikan masalah-masalah orang dewasa yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan anak ingusan sepertiku. Awalnya aku tidak terlalu mempermasalahkannya, tapi semenjak aku mendengar tawa dan rencana busuk mereka...

        "Tenang, kita masih punya anak jenius itu. Kita manfaatkan dia sebanyak mungkin demi keuntungan sekolah kita. Bisa jadi di suatu hari, kita bisa mendapatkan hasil yang besar hanya dengan memilikinya."

        Kata-kata itu bagaikan pedang yang menghunus tepat di jantung. Sejak saat itu, aku menarik diri dari orang-orang. Tanpa pemberitahuan, aku mengurung diriku di rumah. Tentu saja kedua orang tuaku bingung. Bahkan pihak sekolah dan teman-temanku yang datang berkunjung untuk mengetahui penyebabnya. Aku benar-benar muak bahkan hanya mendengar nama mereka. Tapi, tak lama setelah itu, keluargaku pindah ke luar kota. Dan di kota baru inilah aku menjelma sebagai gadis biasa tanpa menunjukkan kepintaranku yang berlebihan.

 

(Bersambung)

>>>>>>>

 Kehidupan Menyebalkan Gadis Populer

Ep 4 :

<<<<<

Kehidupan Menyebalkan Gadis Populer

Ep 2: Jadi Populer Itu Nggak Enak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah mampir di blog kami ✨❤️

Traktir Yuk Biar Tambah Semangat

Audisi Audio Drama "A WISH BEFORE WEDDING"

  Halo semua. Apa Kabar? Audio Drama ID sedang membutuhkan Pengisi Suara untuk Proyek Audio Drama yang berjudul “A Wish Before Wedding” Bagi...