Cast : Faira, Rya Marya, Inoo
Kei, Yamada Ryosuke
Setting : Garden
Time : After twilight
Genre : Romance, FanFiction
“Baiklah, kita mulai,” ujar Rya sambil membawa alat perekam di tangannya.
Faira mengerutkan dahinya. “Mengapa kau membawa benda ini?”
tanyanya seraya mencoba menyingkirkan alat perekam dari hadapannya.
Gadis berambut panjang itu meyakinkan. “Ini memudahkanku. Daripada repot-repot
menulis lebih baik aku merekamnya. Lagipula bisa ku pelajari saat di
rumah nanti.”
“Memangnya tidak apa-apa jika aku berpura-pura menjadi narasumbermu?”
Faira bergumam dan mulai menoleh ke arah sekitar, sedikit khawatir.
Rya tersenyum memahami melihat temannya. “Kenapa khawatir? Tidak perlu takut. Kita di tempat yang aman. Ryosuke dan aku juga sudah memastikan bahwa Inoo-kun tidak berada di sekitar sini,” ujarnya sambil menepuk bahu gadis di sebelahnya.
"Inoo-kun?" tanya Faira kembali tidak mengerti mengapa
gadis itu menyebutkan nama pemuda yang disukainya.
“Ah, lupakan saja. Kita harus cepat karena aku ada janji dengan Ryosuke setelah ini,” tukasnya cepat sambil menyalakan alat tersebut dan memulai percakapannya.
“M...Baiklah,” ujar Faira mengangguk.
R: Pertanyaan pertama, Apa kau
mengenal Inoo Kei?
Faira langsung menoleh ke arah Rya. "Pertanyaan macam apa
itu?” tanyanya padanya.
“Sudah, jawab saja,” tukas Rya dengan cepat.
F : Ya, aku mengenalinya. Lagipula
siapa yang tidak tahu pria itu?
R : Ah, benar. Dia kan cukup
terkenal. Apa hubunganmu dengannya?
F : Hubungan??? Kenapa kau...
R : Ayolah Fai-chan, jawab saja.
F :Tunggu, aku tidak akan
menjawabnya sampai kau menjelaskan interviewmu ini
R : Ah, kau ini... Oke-oke. Aku sekarang
sedang mewawancarai orang-orang yang mempunyai hubungan dengan Inoo-kun.
F : Memangnya untuk apa?
R : Ra-ha-si-a! Yang jelas untuk proyek
rahasiaku. Dan kau tidak perlu tahu lebih dalam tentang ini!
F : Aku masih belum mengerti
R : Ah, sudahlah. Jawab saja apa
yang kau ketahui tentang Inoo-kun. Jadi, apa hubunganmu dengannya?
F : Hubunganku...Ya kami tidak ada
hubungan apa-apa.
R : Benarkah? Tapi yang kulihat
kalian cukup akrab, kan? Dia juga memanggilmu dengan Fai-chan. Apakah kalian
berteman?
F : M... tidak juga. Kami cukup
jarang bertemu dan hanya berhubungan lewat email. Tapi terkadang aku berpikir
dan mengatakan, “Dia adalah temanku!" Namun saat teringat bahwa aku adalah
seseorang yang tidak termasuk bahkan tidak mengerti tentang dunia hiburan dan tentang siapa dirinya yang namanya perlahan-lahan mulai dikenali
banyak orang, aku pun merasa bahwa aku terlalu percaya diri untuk mengatakan
hal itu.
R : Benar juga. Tapi bukankah
seorang teman tidak memandang status?
F : Iya, memang benar. Tapi untuk
seseorang yang baru mengenalnya dan baru mengobrol dengannya hanya beberapa
kali... itu cukup cepat untuk mengatakan bahwa kami telah berteman
R : Jya, kalau begitu dia adalah
salah satu dari kenalanmu?
F : M...Tidak juga. Kami sudah cukup
akrab meskipun pada saat pertama kali kami bertemu setahun yang lalu dan kami
juga sudah cukup banyak mengetahui tentang kesukaan kami masing. Jadi, mustahil
bukan jika seorang kenalan bisa mengerti akan banyak hal?
R : Hm... benar juga. Bagaimana kalau
penggemar? Bukankah kau adalah penggemar Hey! Say! JUMP?
F : Ya, memang aku sangat menyukai JUMP. Aku hampir menghabiskan hari-hariku dengan mendengarkan lagu-lagu mereka. Tapi, sepertinya dia pun tidak tahu kalau aku sangat menyukai JUMP
“Benarkah?” tukas seorang pemuda beberapa langkah dari mereka.
Faira dan Rya spontan terkejut dan menoleh ke arah sumber suara.
“Yamada-kun, apa yang kau lakukan disini?!” seru Rya sedikit
gusar melihatnya sambil menepuk dahinya.
Pria itu tersenyum padanya lantas memandang ke arah Faira. “Hai
Fai-chan! Ah, tenang saja, aku tidak akan menguping kok,” ujarnya. “Aku kesini
hanya membawakan ini sambil mengingatkan Rya untuk tidak terlambat.”
“Huft, kau di sini hanya memperlambat interviewku!” tukas Rya
tajam.
Yamada menghela nafas tersenyum.“Tenang saja, manis. Aku akan
pergi setelah ini,” ujar pria itu seraya mendekatkan wajahnya pada Rya sambil
menggelitik dagunya.
“Dasar mesum!!!” seru Rya dengan wajah memerah sambil memukul
kepala Yamada dengan buku di sampingnya. Pria itu hanya meringis sambil
menahan sakit di kepalanya.
“Huft, kalian berdua jangan bermesraan di hadapanku,” ujar Faira
seraya menopang dagunya. “Kalian hanya membuatku iri saja.”
“Maka dari itu cepatlah berpacaran dengan Inoo-kun,” tukas Yamada
tiba-tiba.
Faira menoleh ke arahnya dengan sedikit terkejut. Begitu juga
dengan Rya yang tangannya sudah merasa gatal ingin menyingkirkan Yamada dari
tempat itu.
“Ah, sudah-sudah. Kau tunggu saja di mobil!” tukas Rya dengan
sedikit sebal terhadap perkataan yang baru saja diucapkan Yamada sebelum Faira
menanyakan apa maksud yang diucapkan pria tersebut.
“Hei, kenapa kau marah?" tanyanya pada Rya yang masih
menyeretnya pergi. "Ah, Jya nee, Fai-chan! Terimakasih telah menyukai
JUMP. Ganbatte!” teriaknya sambil meninggalkan kedua gadis tersebut.
“Bodoh! Dasar mengganggu saja!” gerutu Rya sambil kembali ke tempat
duduknya.
“Mm..., Rya, apa maksud Yamada tadi?” tanya Faira pada gadis
itu.
“Ah, sudah lupakan saja!” tukasnya tersenyum sambil berusaha
mengalihkan pembicaraan mereka. “Dia memang selalu begitu. Oke lanjut ke
pertanyaan tadi yang belum kau jawab.”
F : Saat aku tidak sengaja
menyanyikan reff lagu “Ultra Music Power”, dia berkata, “Itu Ultra Music Power,
bukan? Kau tahu? Aku juga yang menyanyikan lagu itu.”
R : Dia benar-benar tidak tahu!
F : Iya, aku sampai terkejut saat
dia mengatakan hal itu. Aku mengira dia tahu kalau aku suka JUMP. Mungkin
sampai saat ini dia tidak tahu kalau aku adalah penggemar rahasianya.(笑)
R : Benar. Tapi aku yakin dia akan
menyadarinya suatu hari nanti
F : Ya, aku harap juga begitu.
R : Sepertinya aku tahu kesimpulan
dari interview kita kali ini
F : Eh?? Apa?
R : Apa mungkin kau menganggapnya
sebagai orang spesial dalam hidupmu
F : M... sepertinya begitu. Dia
baik, pintar dan dia selalu menyemangatiku. Aku sangat senang karena ia selalu
mengatakan “Ganbatte!”
R : Ganbatte? Sepertinya hanya
kata-kata biasa yang bisa diucapkan setiap orang
F : Ya, memang. Tapi bukan hanya itu
saja yang memotivasiku, tapi adalah alasannya mengapa mengucapkan kata itu.
R : Alasan?
F : Un, dia bilang dia hanya
berusaha menyemangatiku dengan mengucapkan kata itu kepadaku. Bukankah kau tahu
juga?
R : Ah,, Iya. Aku ingat. Dia
menuliskan komentar di statusmu bukan?
F : Benar. Dia pun sepertinya ingin
mengobrol denganku lebih banyak, namun aku terlalu sibuk dengan tugas kampusku.
R : Hm... sepertinya dia tidak ingin
membiarkan semangatmu turun.
F : Hahaha... mungkin
R : Lalu, apakah kau tahu dia
menganggapmu sebagai apa?
F : M... aku tidak tahu. Mungkin dia
hanya menganggapku sebagai orang asing yang baru dikenalnya.
R : Begitu kah?
F : Sepertinya begitu. Ingat, dia
hidup dialam dunia hiburan, dimana ia disibukkan oleh jadwal konser yang
padat belum lagi dengan acara televisi dimana ia bertemu dengan banyak orang
setiap harinya. Jadi mungkin dia hanya menganggapku sebagai itu.
R : Seperti Yamada-kun
F : Ya, benar.
“Tapi, bagaimana kalau dia menganggapmu sebagai orang yang special
dalam hidupnya?”
F : Kau bercanda?? Tidak
mungkin! (笑)
R : Em... Faira, bukan aku yang
bertanya.
“He?!” Gadis itu membelalakkan matanya tidak percaya. Kalau bukan Rya, lalu siapa? Tanyanya dalam hati.
“Bagaimana?” tanya seorang pemuda bermantel bulu hitam yang sudah
berdiri di belakangnya dengan tersenyum.
Gadis itu terkejut dan spontan berdiri dari tempat duduknya. Ia
pun menyembunyikan wajah merahnya dengan menunduk.
“M... Fai-chan, aku pergi dulu ya. Yamada-kun sudah cukup lama
menungguku. Terima kasih untuk waktumu,” ujar Rya seraya meninggalkannya
sendirian bersama pemuda itu.
Tangan Faira bergerak hendak
mencegah Rya pergi dari tempat itu namun tidak bisa. Ia kembali menghadap ke
arah pemuda itu tanpa melihat ke matanya.
“E-em... Inoo-kun, a-aku tadi hanya bercanda," ujar Faira salah tingkah. "Aku tadi hanya...hanya berpura-pura menjadi kliennya untuk membantunya menyelesaikan tugas interviewnya," tambahnya.
Pemuda itu hanya terdiam memandangi gadis di depannya.
"Jadi..."
"Jadi, semua jawabanmu tadi juga tidak benar?" tanya Inoo Kei sebelum Faira menyelesaikan perkataannya.
Gadis itu menghela nafasnya. Ia terdiam.
“A-Apa kamu sudah mendengar s-semua yang ku katakan?” tanyanya
dengan terbata-bata.
“Aku telah mendengar semuanya,” tukasnya singkat.
Jantung Faira berdegup kencang. Entah ia tidak tahu apa yang harus ia
perbuat saat ini. Ingin rasanya ia menarik semua perkataan yang keluar dari
mulutnya saat itu juga. Ia juga sedikit merasa kesal pada dirinya karena telah
menerima tawaran dari Rya untuk mewawancarainya.
“Hei, kau belum menjawab pertanyaanku,” ujar Kei padanya.
Pikirannya melayang pada pertanyaan yang dilontarkan pria itu
padanya tadi. Bagaimana kalau dia menganggapmu sebagai seseorang yang special
dalam hidupnya?
“Tentunya aku sangat senang jika kau menganggapku seperti itu,”
ujarnya dengan perlahan.
“Hanya itu?” tanyanya lagi sambil menatap gadis itu yang masih
menunduk.
Gadis itu mengangguk perlahan. Dalam lubuk hatinya ia sungguh
merasa sangat senang jika pemuda itu menganggapnya demikian. Bahkan hanya
dianggap sebagai seorang temanpun.
“Angkat wajahmu Faira,” ujar Kei pada gadis itu.
Faira masih terdiam. Perlahan ia mengangkat wajahnya yang cukup
memerah.
Kei tersenyum lantas melepaskan tangannya. “Kau tetap cantik
dengan wajah merahmu," ujarnya dengan tersenyum.
Gadis itu hanya terdiam sambil merasakan wajahnya yang terasa
semakin memamas.
Kei lantas tersenyum geli melihat Faira. Ia pun menghela nafasnya.
"Mengapa kau baru mengatakannya sekarang?” tanya pria itu sekali
lagi.
Faira masih terdiam tanpa menjawab pertanyaan pria itu. mana
mungkin ia berani menyatakan perasaannya kepada seorang yang berbeda jauh
sepertinya.
"Itu karena..."
"Stop!" tukas Kei. Gadis itu menghentikan jawaban yang
hendak diucapkannya lantas memandang ke arah pria di hadapannya.
Kei menghela nafasnya. "Sepertinya ini waktu yang tepat. Aku
tidak bisa menyembunyikannya lagi," ujarnya dengan pelan dengan tersenyum
tipis.
“Fai-chan ga daisuki!” [Aku menyukaimu] ucap pria itu perlahan.
Faira membelalakkan matanya. Ia tercekat, terdiam bagaikan sebuah
boneka dengan wajah merahnya.
Pria itu menarik kembali wajahnya
dan tersenyum memandangi gadis di hadapannya. Lantas ia menyentuh kepala Faira
lantas berjalan meninggalkannya.
Faira tersadar dari diamnya. Ia pun berbalik memandang punggung
pria yang disukainya.
“Atashi mo!" serunya
sekuat tenaga hingga Kei berhenti. "Inoo-kun ga daisuki!”
serunya lagi.
Kei membalikkan badannya lantas ia berjalan mendekati gadis
tersebut. Gadis itu berusaha mengatur nafasnya sambil menyungging sebuah
senyuman. Matanya berkaca-kaca.Tanpa pikir panjang pria itu pun memeluknya
erat, memeluk gadis yang selalu menjadi kekuatannya semenjak pertama kali
mereka bertemu.
Dari kejauhan Yamada dan Rya memandangi mereka sambil tersenyum.
“Saa, kita sudah tidak membutuhkan ini lagi kan untuk menunjukkan ke Inoo-kun?” ujar Yamada seraya menunjukkan perekam suara di tangannya.
“Sepertinya begitu,” tukas Rya tersenyum menyetujui.
"Tugas kita selesai!" ujar mereka bersamaan.
-Owari-
Gyahhh,, akhirnya selesai jga FF
q,, hehehe..
Baru kali ni buat FF.. special for
Inoo B'Day..
>>gomen ya Noo telat *plak*
jgn lupa ya komentarnya,, ^^
Hahahahhahahhahahah :D so Funny u know @Faira
BalasHapus#GUBRAK FF => Romance+comedy so special for B'day Inoo Key wkwkwkwkwk:X
Part-nya Ayam bikin ngakak, bagian part Inoo Meloo abis,
hahahaha ;D
ditunggu FF selanjutnya.....
oyaaa nunggu sampai @Faira dalam pelukan Ino
n @Rya makin mesra ajja sama Ryosuke_Kun
Love Love Love Love Love you All (^_^')__(>_<")
hahhahaa,, yuhu,,,
Hapusntar tak jadiin ayam sntapan *eh,, PU maksude XXD
kyaaa,, aku slalu mnunggu...
makin lnggeng and mesra ya ma aYam XD
Aaahh keren ceritanyaa.. so sweet.. tapi karena aku gak begitu paham bahasa jepang,. Ada beberapa kalimat yang aku gak ngerti. Ga daisuki itu apa ya? Ehehe...
BalasHapusOverall, aku sukaaaa ceritanya :D
hahah,, sorry, q lom masang transletenya *plakk XXD
Hapusdaisuki itu= aku suka kamu..
and atashi mo= aku juga,,, ^^
thanks ya udah baca ^^