Minggu, Juni 29, 2014

FanFiction-Love Interview


Cast        : Faira, Rya Marya, Inoo Kei, Yamada Ryosuke

Setting   : Garden

Time       : After twilight

Genre     : Romance, FanFiction

 

“Baiklah, kita mulai,” ujar Rya sambil membawa alat perekam di tangannya.

Faira mengerutkan dahinya. “Mengapa kau membawa benda ini?” tanyanya seraya mencoba menyingkirkan alat perekam dari hadapannya.

Gadis berambut panjang itu meyakinkan. “Ini memudahkanku. Daripada repot-repot menulis lebih baik aku merekamnya. Lagipula bisa ku pelajari saat di rumah nanti.”

“Memangnya tidak apa-apa jika aku berpura-pura menjadi narasumbermu?” Faira bergumam dan mulai  menoleh ke arah sekitar, sedikit khawatir.

        Rya tersenyum memahami melihat temannya. “Kenapa  khawatir? Tidak perlu takut. Kita di tempat yang aman.  Ryosuke dan aku juga sudah memastikan bahwa Inoo-kun tidak berada di sekitar sini,” ujarnya sambil menepuk bahu gadis di sebelahnya.

"Inoo-kun?" tanya Faira kembali tidak mengerti mengapa gadis itu menyebutkan nama pemuda yang disukainya.

“Ah, lupakan saja. Kita harus cepat karena aku ada janji dengan Ryosuke setelah ini,” tukasnya cepat sambil menyalakan alat tersebut dan memulai percakapannya.

“M...Baiklah,” ujar Faira mengangguk.

 

R: Pertanyaan pertama, Apa kau mengenal Inoo Kei? 

Faira langsung menoleh ke arah Rya. "Pertanyaan macam apa itu?” tanyanya padanya.

“Sudah, jawab saja,” tukas Rya dengan cepat.

F    : Ya, aku mengenalinya. Lagipula siapa yang tidak tahu pria itu? 

R    : Ah, benar. Dia kan cukup terkenal. Apa hubunganmu dengannya?

F    : Hubungan??? Kenapa kau... 

R    : Ayolah Fai-chan, jawab saja.

F  :Tunggu, aku tidak akan menjawabnya sampai kau menjelaskan interviewmu ini

R : Ah, kau ini... Oke-oke. Aku sekarang sedang mewawancarai orang-orang yang mempunyai hubungan dengan Inoo-kun.

F    : Memangnya untuk apa?

R    : Ra-ha-si-a! Yang jelas untuk proyek rahasiaku. Dan kau tidak perlu tahu lebih dalam tentang ini!

F    : Aku masih belum mengerti

R   : Ah, sudahlah. Jawab saja apa yang kau ketahui tentang Inoo-kun. Jadi, apa hubunganmu dengannya?

F    : Hubunganku...Ya kami tidak ada hubungan apa-apa. 

R    : Benarkah? Tapi yang kulihat kalian cukup akrab, kan? Dia juga memanggilmu dengan Fai-chan. Apakah kalian berteman?

F    : M... tidak juga. Kami cukup jarang bertemu dan hanya berhubungan lewat email. Tapi terkadang aku berpikir dan mengatakan, “Dia adalah temanku!" Namun saat teringat bahwa aku adalah seseorang yang tidak termasuk bahkan tidak mengerti tentang dunia hiburan dan tentang siapa dirinya yang namanya perlahan-lahan mulai dikenali banyak orang, aku pun merasa bahwa aku terlalu percaya diri untuk mengatakan hal itu.

R  : Benar juga. Tapi bukankah seorang teman tidak memandang status?

F   : Iya, memang benar. Tapi untuk seseorang yang baru mengenalnya dan baru mengobrol dengannya hanya beberapa kali... itu cukup cepat untuk mengatakan bahwa kami telah berteman

R   : Jya, kalau begitu dia adalah salah satu dari kenalanmu?

F   : M...Tidak juga. Kami sudah cukup akrab meskipun pada saat pertama kali kami bertemu setahun yang lalu dan kami juga sudah cukup banyak mengetahui tentang kesukaan kami masing. Jadi, mustahil bukan jika seorang kenalan bisa mengerti akan banyak hal?

R   : Hm... benar juga. Bagaimana kalau penggemar? Bukankah kau adalah penggemar Hey! Say! JUMP?

F    : Ya, memang aku sangat menyukai JUMP. Aku hampir menghabiskan hari-hariku dengan mendengarkan lagu-lagu mereka. Tapi, sepertinya dia pun tidak tahu kalau aku sangat menyukai JUMP

 


“Benarkah?” tukas seorang pemuda beberapa langkah dari mereka.

 

Faira dan Rya spontan terkejut dan menoleh ke arah sumber suara.

 

“Yamada-kun, apa yang kau lakukan disini?!” seru Rya sedikit gusar melihatnya sambil menepuk dahinya.

 

Pria itu tersenyum padanya lantas memandang ke arah Faira. “Hai Fai-chan! Ah, tenang saja, aku tidak akan menguping kok,” ujarnya. “Aku kesini hanya membawakan ini sambil mengingatkan Rya untuk tidak terlambat.”

“Huft, kau di sini hanya memperlambat interviewku!” tukas Rya tajam.

Yamada menghela nafas tersenyum.“Tenang saja, manis. Aku akan pergi setelah ini,” ujar pria itu seraya mendekatkan wajahnya pada Rya sambil menggelitik dagunya.

“Dasar mesum!!!” seru Rya dengan wajah memerah  sambil memukul kepala Yamada dengan buku di sampingnya. Pria itu hanya meringis sambil menahan sakit di kepalanya.

“Huft, kalian berdua jangan bermesraan di hadapanku,” ujar Faira seraya menopang dagunya. “Kalian hanya membuatku iri saja.”

“Maka dari itu cepatlah berpacaran dengan Inoo-kun,” tukas Yamada tiba-tiba.

Faira menoleh ke arahnya dengan sedikit terkejut. Begitu juga dengan Rya yang tangannya sudah merasa gatal ingin menyingkirkan Yamada dari tempat itu.

“Ah, sudah-sudah. Kau tunggu saja di mobil!” tukas Rya dengan sedikit sebal terhadap perkataan yang baru saja diucapkan Yamada sebelum Faira menanyakan apa maksud yang diucapkan pria tersebut.

“Hei, kenapa kau marah?" tanyanya pada Rya yang masih menyeretnya pergi. "Ah, Jya nee, Fai-chan! Terimakasih telah menyukai JUMP. Ganbatte!” teriaknya sambil meninggalkan kedua gadis tersebut.

“Bodoh! Dasar mengganggu saja!” gerutu Rya sambil kembali ke tempat duduknya.

“Mm..., Rya, apa maksud Yamada tadi?” tanya Faira pada gadis itu.

“Ah, sudah lupakan saja!” tukasnya tersenyum sambil berusaha mengalihkan pembicaraan mereka. “Dia memang selalu begitu. Oke lanjut ke pertanyaan tadi yang belum kau jawab.”

 

F    : Saat aku tidak sengaja menyanyikan reff lagu “Ultra Music Power”, dia berkata, “Itu Ultra Music Power, bukan? Kau tahu? Aku juga yang menyanyikan lagu itu.”

R    : Dia benar-benar tidak tahu!

F    : Iya, aku sampai terkejut saat dia mengatakan hal itu. Aku mengira dia tahu kalau aku suka JUMP. Mungkin sampai saat ini dia tidak tahu kalau aku adalah penggemar rahasianya.()

R    : Benar. Tapi aku yakin dia akan menyadarinya suatu hari nanti

F    : Ya, aku harap juga begitu.

R    : Sepertinya aku tahu kesimpulan dari interview kita kali ini

F    : Eh?? Apa?

R    : Apa mungkin kau menganggapnya sebagai orang spesial dalam hidupmu

F    : M... sepertinya begitu. Dia baik, pintar dan dia selalu menyemangatiku. Aku sangat senang karena ia selalu mengatakan “Ganbatte!”

R    : Ganbatte? Sepertinya hanya kata-kata biasa yang bisa diucapkan setiap orang

F    : Ya, memang. Tapi bukan hanya itu saja yang memotivasiku, tapi adalah alasannya mengapa mengucapkan kata itu.

R    : Alasan?

F    : Un, dia bilang dia hanya berusaha menyemangatiku dengan mengucapkan kata itu kepadaku. Bukankah kau tahu juga?

R    : Ah,, Iya. Aku ingat. Dia menuliskan komentar di statusmu bukan? 

F    : Benar. Dia pun sepertinya ingin mengobrol denganku lebih banyak, namun aku terlalu sibuk dengan tugas kampusku.

R  : Hm... sepertinya dia tidak ingin membiarkan semangatmu turun.

F    : Hahaha... mungkin 

R    : Lalu, apakah kau tahu dia menganggapmu sebagai apa?

F    : M... aku tidak tahu. Mungkin dia hanya menganggapku sebagai orang asing yang baru dikenalnya.

R    : Begitu kah?

F    : Sepertinya begitu. Ingat, dia hidup dialam dunia hiburan, dimana ia disibukkan oleh jadwal konser yang padat belum lagi dengan acara televisi dimana ia bertemu dengan banyak orang setiap harinya. Jadi mungkin dia hanya menganggapku sebagai itu.

R    : Seperti Yamada-kun

F    : Ya, benar.


“Tapi, bagaimana kalau dia menganggapmu sebagai orang yang special dalam hidupnya?”


F    : Kau bercanda?? Tidak mungkin! ()

R    : Em... Faira, bukan aku yang bertanya.


“He?!” Gadis itu membelalakkan matanya tidak percaya. Kalau bukan Rya, lalu siapa? Tanyanya dalam hati.

 

“Bagaimana?” tanya seorang pemuda bermantel bulu hitam yang sudah berdiri di belakangnya dengan tersenyum.

 

Gadis itu terkejut dan spontan berdiri dari tempat duduknya. Ia pun menyembunyikan wajah merahnya dengan menunduk.

 

“M... Fai-chan, aku pergi dulu ya. Yamada-kun sudah cukup lama menungguku. Terima kasih untuk waktumu,” ujar Rya seraya meninggalkannya sendirian bersama pemuda itu.

 

Tangan Faira bergerak hendak mencegah Rya pergi dari tempat itu namun tidak bisa. Ia kembali menghadap ke arah pemuda itu tanpa melihat ke matanya.

 

“E-em... Inoo-kun, a-aku tadi hanya bercanda," ujar Faira salah tingkah. "Aku tadi hanya...hanya berpura-pura menjadi kliennya untuk membantunya  menyelesaikan tugas interviewnya," tambahnya.

 

Pemuda itu hanya terdiam memandangi gadis di depannya.

 

"Jadi..." 

 

"Jadi, semua jawabanmu tadi juga tidak benar?" tanya  Inoo Kei sebelum Faira menyelesaikan perkataannya.

 

Gadis itu menghela nafasnya. Ia terdiam.

 

“A-Apa kamu sudah mendengar s-semua yang ku katakan?” tanyanya dengan terbata-bata.

       “Aku telah mendengar semuanya,” tukasnya singkat.


Jantung Faira berdegup kencang. Entah ia tidak tahu apa yang harus ia perbuat saat ini. Ingin rasanya ia menarik semua perkataan yang keluar dari mulutnya saat itu juga. Ia juga sedikit merasa kesal pada dirinya karena telah menerima tawaran dari Rya untuk mewawancarainya.

 

“Hei, kau belum menjawab pertanyaanku,” ujar Kei padanya.

 

Pikirannya melayang pada pertanyaan yang dilontarkan pria itu padanya tadi. Bagaimana kalau dia menganggapmu sebagai seseorang yang special dalam hidupnya?

 

“Tentunya aku sangat senang jika kau menganggapku seperti itu,” ujarnya dengan perlahan.

 

“Hanya itu?” tanyanya lagi sambil menatap gadis itu yang masih menunduk.

 

Gadis itu mengangguk perlahan. Dalam lubuk hatinya ia sungguh merasa sangat senang jika pemuda itu menganggapnya demikian. Bahkan hanya dianggap sebagai seorang temanpun.

 

“Angkat wajahmu Faira,” ujar Kei pada gadis itu.

 

Faira masih terdiam. Perlahan ia mengangkat wajahnya yang cukup memerah.

 

Kei tersenyum lantas melepaskan tangannya. “Kau tetap cantik dengan wajah merahmu," ujarnya dengan tersenyum.

 

Gadis itu hanya terdiam sambil merasakan wajahnya yang terasa semakin memamas.

 

Kei lantas tersenyum geli melihat Faira. Ia pun menghela nafasnya. "Mengapa kau baru mengatakannya sekarang?” tanya pria itu sekali lagi.

 

Faira masih terdiam tanpa menjawab pertanyaan pria itu. mana mungkin ia berani menyatakan perasaannya kepada seorang yang berbeda jauh sepertinya.

 

"Itu karena..."

 

"Stop!" tukas Kei. Gadis itu menghentikan jawaban yang hendak diucapkannya lantas memandang ke arah pria di hadapannya.

 

Kei menghela nafasnya. "Sepertinya ini waktu yang tepat. Aku tidak bisa menyembunyikannya lagi," ujarnya dengan pelan dengan tersenyum tipis. Ia pun mendekatkan wajahnya ke telinganya. Gadis itu hanya merasakan jantungnya berdegup kencang atas kejadian tersebut namun ia tidak bisa berbuat apa-apa

 

“Fai-chan ga daisuki!” [Aku menyukaimu] ucap pria itu perlahan.

 

Faira membelalakkan matanya. Ia tercekat, terdiam bagaikan sebuah boneka dengan wajah merahnya. 

Pria itu menarik kembali wajahnya dan tersenyum memandangi gadis di hadapannya. Lantas ia menyentuh kepala Faira lantas berjalan meninggalkannya.

Faira tersadar dari diamnya. Ia pun berbalik memandang punggung pria yang disukainya.

 

Atashi mo!" serunya sekuat tenaga hingga Kei berhenti. "Inoo-kun ga daisuki!” serunya lagi.

 

Kei membalikkan badannya lantas ia berjalan mendekati gadis tersebut. Gadis itu berusaha mengatur nafasnya sambil menyungging sebuah senyuman. Matanya berkaca-kaca.Tanpa pikir panjang pria itu pun memeluknya erat, memeluk gadis yang selalu menjadi kekuatannya semenjak pertama kali mereka bertemu.

 

Dari kejauhan Yamada dan Rya memandangi mereka sambil tersenyum.

 

“Saa, kita sudah tidak membutuhkan ini lagi kan untuk menunjukkan ke Inoo-kun?” ujar Yamada seraya menunjukkan perekam suara di tangannya.

 

“Sepertinya begitu,” tukas Rya tersenyum menyetujui.

 

"Tugas kita selesai!" ujar mereka bersamaan.


-Owari-


Gyahhh,, akhirnya selesai jga FF q,, hehehe..

Baru kali ni buat FF.. special for Inoo B'Day..

>>gomen ya Noo telat *plak*

jgn lupa ya komentarnya,, ^^



4 komentar:

  1. Hahahahhahahhahahah :D so Funny u know @Faira
    #GUBRAK FF => Romance+comedy so special for B'day Inoo Key wkwkwkwkwk:X
    Part-nya Ayam bikin ngakak, bagian part Inoo Meloo abis,
    hahahaha ;D
    ditunggu FF selanjutnya.....
    oyaaa nunggu sampai @Faira dalam pelukan Ino
    n @Rya makin mesra ajja sama Ryosuke_Kun
    Love Love Love Love Love you All (^_^')__(>_<")

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahhahaa,, yuhu,,,
      ntar tak jadiin ayam sntapan *eh,, PU maksude XXD

      kyaaa,, aku slalu mnunggu...
      makin lnggeng and mesra ya ma aYam XD

      Hapus
  2. Aaahh keren ceritanyaa.. so sweet.. tapi karena aku gak begitu paham bahasa jepang,. Ada beberapa kalimat yang aku gak ngerti. Ga daisuki itu apa ya? Ehehe...

    Overall, aku sukaaaa ceritanya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahah,, sorry, q lom masang transletenya *plakk XXD

      daisuki itu= aku suka kamu..
      and atashi mo= aku juga,,, ^^

      thanks ya udah baca ^^

      Hapus

Terima kasih sudah mampir di blog kami ✨❤️

Traktir Yuk Biar Tambah Semangat

Audisi Audio Drama "A WISH BEFORE WEDDING"

  Halo semua. Apa Kabar? Audio Drama ID sedang membutuhkan Pengisi Suara untuk Proyek Audio Drama yang berjudul “A Wish Before Wedding” Bagi...